BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, pada umumnya Dalam
suatu perusahaan kegiatannya yaitu mengubah input menjadi output dimana tujuan
utamanya adalah untuk mencari keuntungan. Dalam proses tersebut maka perusahaan
harus bisa mengelola segala sumber dengan sangat baik. Perusahaan harus bisa
memenuhi permintaan para pelanggan dengan tepat waktu agar para pelanggan tidak
kecewa. Dengan adanya kepercayaan dari
konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat akan dimanfaatkan oleh
mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen akan produk yang diproduksi
oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol persediaan yang ada agar siap
menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya, oleh karena itu
perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem atau metode yang efektif guna
merespon masalah-masalah yang ada.
Salah satu
cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material
Requierment Planning (MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang bertujuan
meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan
material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan
minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya dependen dan menjamin
tercapainya produksi akhir. Karena MRP cukup penting bagi suatu perusahaan maka
penulis di sini akan membahas mengenai Material Requierment Planning ( MRP).
1.2 Rumusan masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan MRP (Material Requirement Planning)
?
1.2.2
Apa tujuan dari MRP (Material Requirement Planning)?
1.2.3
Bagaimana proses perhitungan dalam MRP (Material Requirement Planning)
?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari MRP (Material
Requirement Planning).
1.3.2
Untuk mengetahui tujuan dari MRP (Material Requirement Planning).
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana
proses perhitungan MRP (Material Requirement Planning).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1
Pengertian MRP (Material Requirement Planning)
Material Requirement Planning (MRP)
adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi
berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah jadwal induk produksi menjadi
“kebutuhan bersih” untuk semua item (Baroto, 2002).
Konsep ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
sistem persediaan sekaligus sistem informasinya agar dapat dicapai sistem
pengadaan material secara lebih tepat waktu, tepat jumlah, tepat bahan baku dan
tepat harga. Ide yang mendasar dari konsep ini sering digunakan dalam
penyelesaian proyek industri mulai dari pembangunan rumah sederhana sampai ke
pembangunan gedung-gedung pencakar langit. Melalui penggunaan bahan yang tepat
dan pada saat yang tepat adalah merupakan filosofi utama yang digunakan dalam menyelesaikan
berbagai macam proyek tersebut.
2.1.2
Tujuan (Material
Requirement Planning)
1. Kebutuhan-kebutuhan
persediaan berkurang.
2. Waktu
tenggang (lead time) produksi dan waktu tenggang penyerahan yang dikurangi pada para pelanggan.
3. Komitmen
penyerahan yang realistis kepada pelanggan.
4.
Efisiensi operasi yang meningkat.
2.1.3
Proses perhitungan MRP (Material Requirement Planning)
Menurut yamit, 2007, langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam proses perhitungan MRP adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan bersih
Kebutuhan
bersih (net requirement) adalah selisih antara kebutuhan kotor (gross
requirement) dengan persediaan yang ada di tangan (on hand). Data yang
diperlukan dalam menentukan kebutuhan bersih adalah kebutuhan kotor setiap
periode, persediaan yang ada di tangan dan rencana penerimaan (scheduled
recepts) pada periode mendatang sedangkan kebutuhan kotor yang dimaksudkan
adalaj jumlah permintaan produk akhir. Untuk komponen yang lebih rendah maka
kebutuhan kotor dihitung dari komponen yang berada di atasnya dengan dikalikan
kelipatan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Perhitungan kebutuhan bersih dapat
diperbaiki dengan menambahkan faktor persediaan pengaman tetapi hanya ditujukan
untuk permintaan independen.
2. Menentukan jumlah pesanan
Penentuan
jumlah pesanan baik untuk item maupun komponen didasarkan kebutuhan bersih.
Alternatif yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya ukuran lot pemesanan
yaitu penyeimbangan antara biaya set up dengan ongkos simpan, fixed order
quantity, lot for lot ordering, periodic order quantity dan metode akumulasi.
3. Menentukan BOM dan kebutuhan kotor setiap komponen
Bom
ditentukan berdasarkan struktur produk dengan memuat informasi nomor dan jenis
komponen, jumlah kebutuhan komponen di atasnya dan sumber diperolehnya komponen
sedangkan kebutuhan kotor setiap komponen ditentukan oleh rencana pemesanan
(planned order releses) komponen yang berada di atasnya dengan dikalikan
kelipatan tertentu sesuai kebutuhan.
4.
Menentukan
tanggal pemesanan
Menentukan
saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dan dipengaruhi oleh rencana
penerimaan (planned order receipts) dan tenggang waktu pemesan (lead time)
BAB III
PENUTUP
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu
prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer
yang dirancang untuk mengolah jadwal induk produksi menjadi “kebutuhan bersih”
untuk semua item
Tujuan (Material
Requirement Planning)
1. Kebutuhan-kebutuhan
persediaan berkurang.
2. Waktu
tenggang (lead time) produksi dan waktu tenggang penyerahan yang dikurangi pada para pelanggan.
3. Komitmen
penyerahan yang realistis kepada pelanggan.
4.
Efisiensi operasi yang meningkat.
Proses
perhitungan MRP (Material Requirement Planning)
1. Menentukan kebutuhan bersih
2. Menentukan jumlah pesanan
3. Menentukan BOM dan kebutuhan kotor setiap komponen
4.
Menentukan
tanggal pemesanan
Daftar
pustaka
http://hierone1.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-mrp-material-requirement.html